Menjadi ibu adalah anugerah yang indah bagi seorang wanita. Nyaris semua wanita mendambakan menjadi ibu untuk anak-anak yang lucu dan berbakti.
Dan terkadang memang masalah dalam rumah tangga tak dapat dihindari. Melibatkan anak-anak, juga menjadi sebuah tantangan bagi ayah dan ibu untuk lebih cerdas mengatasi masalah. Menjadi ibu juga ternyata bukan suatu hal yang mudah. Di samping tugas lainnya, ibu juga menjadi digugu serta panduan bagi anak-anak membentuk karakter di dalam dirinya.
Oleh karena itu, baik sikap, perilaku maupun perkataan ibu dan ayah haruslah ditata sebisa mungkin agar tidak sampai memberi pengaruh buruk anak. Dan lima kalimat berikut hendaknya tak boleh terucap saat Anda menjadi ibu kelak.
“Jangan ganggu, ibu lagi sibuk nih…”
Sesibuk apapun Anda nanti, pastikan bahwa Anda bisa membuat ia mau menunggu dengan cara yang nyaman. Jangan sampai membuat ia merasa mengganggu Anda. Kalaupun memang Anda sedang sibuk, Anda bisa kok memberikan pengertian padanya untuk lebih sabar menunggu sampai pekerjaan Anda selesai. Dengan cara yang santun dan memberikan pengertian, anak justru akan lebih mudah mengerti dan tidak mencari-cari perhatian dari Anda.
“Kamu itu seperti ayah. Pemalas!”
Memberikan kritik pada anak karena perilaku malasnya boleh saja. Tetapi jangan biarkan ia justru seperti mendapat dukungan untuk berbuat hal yang salah. Jangan pula menyamakan keburukan dengan seseorang, apalagi figur ayah, yang dapat melukai hati ayah dan anak Anda sendiri. Selain itu, figur ayah hendaknya memang dipercontohkan kepada anak. Sehingga sebisa mungkin hal-hal negatif itu diselesaikan sendiri sebagai masalah Anda dan suami.
“Kalau tidak mau makan, nanti kamu ditangkap monster hijau di dalam lemari lho…”
Menakut-nakuti anak akan membuat nyalinya jadi ciut. Ia juga akan tumbuh menjadi anak penakut. Makan adalah sebuah kebutuhan yang primer bagi setiap orang. Sehingga harus ditanamkan pada diri anak bahwa makanan itu memang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh tinggi, tumbuh besar, dan selalu sehat.
Akan jauh lebih mudah bagi Anda membujuknya dengan alasan berlogika ketimbang menakut-nakutinya. Misalnya saja ia adalah anak yang doyan bermain bola dan ingin menjadi pemain bola kelak. Katakan saja bahwa untuk menjadi pemain bola yang gesit, maka tubuhnya membutuhkan nutrisi yang ada di dalam makanannya.
“Kalau tidak nurut nanti ibu laporkan pada ayah.”
Lagi-lagi tindakan mengancam anak yang akan membuat anak menjadi trauma kecil. Anda boleh melibatkan suami dalam berbagai hal saat mengasuh anak. Namun, bukan berarti Anda menjadikannya sebagai figur yang harus ditakuti dan terlihat kejam pada anak.
“Wah teman kamu bisa, kok kamu tidak?”
Kemampuan yang dimiliki anak itu berbeda-beda. Ada yang memang mampu melakukan suatu hal, ada pula yang kurang dalam hal tersebut. Tetapi bukan berarti anak boleh dibanding-bandingkan. Kalaupun Anda ingin memberikan semangat padanya, maka buat agar ia bersemangat mengejar ketinggalan. Misalnya saja dengan membuatkannya semangkuk puding kesukaan sebagai hadiah, dan memberikan semangat bahwa ibu akan membuat puding yang berbeda sebagai hadiah apabila ia bisa berusaha lebih baik lagi.
Mengasuh anak tidaklah mudah. Banyak hal yang dapat menguji kesabaran dan emosi. Anda boleh berbagi bersama ibu-ibu atau pakar soal mengasuh anak. Walaupun demikian, tetap pegang prinsip bahwa mengajarkan anak akan lebih efektif apabila Anda terlebih dahulu menjadi figur yang bisa ditiru. (vem/bee)
Dan terkadang memang masalah dalam rumah tangga tak dapat dihindari. Melibatkan anak-anak, juga menjadi sebuah tantangan bagi ayah dan ibu untuk lebih cerdas mengatasi masalah. Menjadi ibu juga ternyata bukan suatu hal yang mudah. Di samping tugas lainnya, ibu juga menjadi digugu serta panduan bagi anak-anak membentuk karakter di dalam dirinya.
Oleh karena itu, baik sikap, perilaku maupun perkataan ibu dan ayah haruslah ditata sebisa mungkin agar tidak sampai memberi pengaruh buruk anak. Dan lima kalimat berikut hendaknya tak boleh terucap saat Anda menjadi ibu kelak.
“Jangan ganggu, ibu lagi sibuk nih…”
Sesibuk apapun Anda nanti, pastikan bahwa Anda bisa membuat ia mau menunggu dengan cara yang nyaman. Jangan sampai membuat ia merasa mengganggu Anda. Kalaupun memang Anda sedang sibuk, Anda bisa kok memberikan pengertian padanya untuk lebih sabar menunggu sampai pekerjaan Anda selesai. Dengan cara yang santun dan memberikan pengertian, anak justru akan lebih mudah mengerti dan tidak mencari-cari perhatian dari Anda.
“Kamu itu seperti ayah. Pemalas!”
Memberikan kritik pada anak karena perilaku malasnya boleh saja. Tetapi jangan biarkan ia justru seperti mendapat dukungan untuk berbuat hal yang salah. Jangan pula menyamakan keburukan dengan seseorang, apalagi figur ayah, yang dapat melukai hati ayah dan anak Anda sendiri. Selain itu, figur ayah hendaknya memang dipercontohkan kepada anak. Sehingga sebisa mungkin hal-hal negatif itu diselesaikan sendiri sebagai masalah Anda dan suami.
“Kalau tidak mau makan, nanti kamu ditangkap monster hijau di dalam lemari lho…”
Menakut-nakuti anak akan membuat nyalinya jadi ciut. Ia juga akan tumbuh menjadi anak penakut. Makan adalah sebuah kebutuhan yang primer bagi setiap orang. Sehingga harus ditanamkan pada diri anak bahwa makanan itu memang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh tinggi, tumbuh besar, dan selalu sehat.
Akan jauh lebih mudah bagi Anda membujuknya dengan alasan berlogika ketimbang menakut-nakutinya. Misalnya saja ia adalah anak yang doyan bermain bola dan ingin menjadi pemain bola kelak. Katakan saja bahwa untuk menjadi pemain bola yang gesit, maka tubuhnya membutuhkan nutrisi yang ada di dalam makanannya.
“Kalau tidak nurut nanti ibu laporkan pada ayah.”
Lagi-lagi tindakan mengancam anak yang akan membuat anak menjadi trauma kecil. Anda boleh melibatkan suami dalam berbagai hal saat mengasuh anak. Namun, bukan berarti Anda menjadikannya sebagai figur yang harus ditakuti dan terlihat kejam pada anak.
“Wah teman kamu bisa, kok kamu tidak?”
Kemampuan yang dimiliki anak itu berbeda-beda. Ada yang memang mampu melakukan suatu hal, ada pula yang kurang dalam hal tersebut. Tetapi bukan berarti anak boleh dibanding-bandingkan. Kalaupun Anda ingin memberikan semangat padanya, maka buat agar ia bersemangat mengejar ketinggalan. Misalnya saja dengan membuatkannya semangkuk puding kesukaan sebagai hadiah, dan memberikan semangat bahwa ibu akan membuat puding yang berbeda sebagai hadiah apabila ia bisa berusaha lebih baik lagi.
Mengasuh anak tidaklah mudah. Banyak hal yang dapat menguji kesabaran dan emosi. Anda boleh berbagi bersama ibu-ibu atau pakar soal mengasuh anak. Walaupun demikian, tetap pegang prinsip bahwa mengajarkan anak akan lebih efektif apabila Anda terlebih dahulu menjadi figur yang bisa ditiru. (vem/bee)
0 komentar:
Posting Komentar